Halo apa kabar mukminin dan mukminat sekalian , kembali bersama admin untuk mempelajari dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an :) . Setelah kita memahami kandungan atau tafsir dari Surah Al-Maidah , sekarang saatnya kita untuk mempelajari surah yang selanjutnya yaitu Surah Al-An'aam (Binatang Ternak). Surah ini adalah surah yang ke-6 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 165 ayat . Sebagian besar ayat-ayat di dalam surah ini diturunkan di Mekkah (Makkiyah) . Hanya 9 ayat dari 165 ayat saja yang di turunkan di Madinah ( ayat 20, 23, 91, 93, 114, 141, 151, 152 dan 153 ) . Jadi Surah ini bisa disebut surah Makiyyah. Surah ini dimulai pada Juz 7 dalam Al-Qur'an . Langsung saja kita mulai dari ayat pertama sampai kesebelas.
Mari kita mulai pembelajaran ini dengan Basmalah agar diridhoi oleh Allah SWT.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat
1-3: Keberhakan Allah Subhaanahu wa Ta'aala untuk diibadahi yang tampak
pada ciptaan-Nya serta bukti-buktinya dalam alam semesta dan pada diri
manusia
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ
وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ (١) هُوَ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَى أَجَلا وَأَجَلٌ مُسَمًّى
عِنْدَهُ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ (٢)وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ
وَفِي الأرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
(٣
Terjemah Surat Al An’aam Ayat 1-3
1.Segala puji bagi Allah[1] yang telah menciptakan langit dan bumi[2], dan menjadikan gelap dan terang[3], namun demikian orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu.
2. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah[4], kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu)[5], dan batas waktu tertentu[6] yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya[7].
3.
Dan Dialah Allah (yang disembah), di langit maupun di bumi; Dia
mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan dan
mengetahui (pula) apa yang kamu kerjakan[8].
Ayat 4-6: Sikap orang-orang kafir terhadap Al Qur’an dan agama Islam, dan ancaman untuk mereka
وَمَا
تَأْتِيهِمْ مِنْ آيَةٍ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِمْ إِلا كَانُوا عَنْهَا
مُعْرِضِينَ (٤)فَقَدْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ فَسَوْفَ
يَأْتِيهِمْ أَنْبَاءُ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (٥) أَلَمْ
يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي
الأرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ
مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الأنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ
فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا
آخَرِينَ (٦
Terjemah Surat Al An’aam Ayat 4-6
4.[9] Setiap ayat dari ayat-ayat[10] Tuhan yang sampai kepada mereka (orang kafir), semuanya selalu diingkarinya.
5. Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran (Al-Quran) ketika sampai kepada mereka[11], maka kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan[12].
6.[13] Tidakkah mereka memperhatikan[14]
berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan,
padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu
keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu[15]. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka[16], kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri[17], dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka.
Ayat
7-9: Menerangkan tentang kerasnya orang-orang kafir, sombongnya mereka
kepada kebenaran, penentangan mereka terhadapnya meskipun sudah jelas
kebenarannya bagi mereka
وَلَوْ
نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَابًا فِي قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ
لَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلا سِحْرٌ مُبِينٌ (٧) وَقَالُوا
لَوْلا أُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ وَلَوْ أَنْزَلْنَا مَلَكًا لَقُضِيَ
الأمْرُ ثُمَّ لا يُنْظَرُونَ (٨) وَلَوْ جَعَلْنَاهُ مَلَكًا
لَجَعَلْنَاهُ رَجُلا وَلَلَبَسْنَا عَلَيْهِمْ مَا يَلْبِسُونَ (٩
Terjemah Surat Al An’aam Ayat 7-9
7.[18] Dan sekiranya Kami turunkan kepadamu (Muhammad) tulisan di atas kertas[19], sehingga mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri[20], niscaya orang-orang kafir itu akan berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata."
8. Dan mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya (Muhammad)[21]?" Jika Kami turunkan malaikat (kepadanya)[22], tentu selesailah urusan itu[23], kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikit pun).
9.
Sekiranya Rasul itu Kami jadikan (dari) malaikat, pastilah Kami jadikan
dia (berwujud) laki-laki juga, dan (dengan demikian) pasti Kami akan
menjadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu[24].
Ayat
10-11: Ajakan kepada orang-orang kafir yang mendustakan untuk mengambil
pelajaran dari apa yang menimpa generasi sebelum mereka
وَلَقَدِ
اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا
مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (١٠) قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ
ثُمَّ انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (١١
Terjemah Surat Al An’aam Ayat 10-11
10. [25]
Dan sungguh beberapa Rasul sebelum kamu (Muhammad) telah
diperolok-olokkan, sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang
mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka[26].
11. Katakanlah (Muhammad), "[27]Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu."
[1]
Ayat ini sebagai pemberitahuan tentang terpuji-Nya Dia serta pujian
terhadap-Nya karena sifat-sifat-Nya yang sempurna dan agung secara umum,
dan lebih khusus lagi karena apa yang disebutkan pada ayat-ayat
setelahnya. Allah memuji Diri-Nya karena Dia menciptakan langit dan bumi
di mana hal itu menunjukkan sempurnanya kekuasaan-Nya, luasnya ilmu dan
rahmat-Nya serta meratanya kebijaksanaan-Nya. Dia yang sendiri
menciptakan, mengatur, mengadakan gelap dan terang; baik yang dirasakan
seperti malam dan siang, matahari dan bulan, maupun yang maknawi seperti
gelapnya kebodohan, keraguan, kemusyrikan, kemaksiatan, kelalaian, dan
terangnya ilmu, iman, yakin, dan taat. Ini semua menunjukkan bahwa Allah
Ta'ala berhak diibadati dan ditujukan keikhlasan dalam beribadah.
Meskipun dalil dan bukti ini begitu jelas, namun orang-orang kafir masih
saja menyamakan makhluk dengan Allah dalam hal ibadah dan ta'zhim
(pengagungan), padahal makhluk-makhluk tersebut tidak sama sedikit pun
dengan Allah dalam hal kesempurnaan; makhluk fakir lagi lemah, sedangkan
Allah Maha Kaya lagi Maha Kuasa.
[2] Disebutkan hanya "Langit dan bumi" karena keduanya merupakan makhluk terbesar bagi orang-orang yang melihatnya.
[3]
Disebutkan dengan bentuk jama' kata "zhulumat" (kegelapan-kegelapan)
karena banyak bentuk kegelapan dan bermacam-macam jalannya, dan
disebutkan secara mufrad (tunggal) kata "nuur" (cahaya) karena jalan
yang mengantarkan kepada Allah hanya satu, yaitu jalan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam; berupa mengetahui kebenaran dan
mengamalkannya, sebagaimana firman Allah Ta'ala, "Dan bahwa (yang
Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan
itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (Terj. Al An'aam: 153)
[4]
Yakni dengan menciptakan zat yang kamu diciptakan daripadanya, yaitu
tanah. Demikian juga menciptakan bapak semua manusia, yaitu Adam
'alaihis salam darinya.
[5]
Dia menetapkan lama waktu kamu hidup di dunia, yang di sana kamu
bersenang-senang dan diuji siapakah yang paling baik amalnya serta
memberi waktu agar kamu dapat memikirkan hidupmu.
[6] Untuk dibangkitkannya kamu dan diberikan balasan terhadap amal yang kamu kerjakan.
[7]
Yakni meragukan kebangkitan tersebut setelah kamu mengetahui bahwa Dia
yang pertama kali menciptakan kamu, padahal yang mampu menciptakan
pertama kali dari yang sebelumnya tidak ada tentu lebih mampu
menciptakan kembali dari yang sebelumnya sudah ada. Demikian juga kamu
masih meragukan janji Allah dan ancaman-Nya serta terjadinya pembalasan
pada hari kiamat.
[8] Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai kamu bermaksiat kepada-Nya.
[9]
Ayat ini merupakan khabar (berita) dari Allah Ta'ala tentang
pengingkaran orang-orang musyrik, kuatnya penolakan dan permusuhan
mereka, di mana semua ayat tidak bermanfaat bagi mereka sampai datang
kepada mereka hukuman yang semisal dengan generasi sebelum mereka.
[10]
"Ayat" di sini dapat berarti mukjizat, ayat Al-Quran, atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam yang menunjukkan kebenaran
firman-firman Allah yang menghendaki mereka untuk mengikuti dan
menerima.
[11]
Kebenaran, haknya adalah diikuti, bersyukur kepada Allah karena
dimudahkan dan didatangkan-Nya, namun mereka malah menyikapinya dengan
kebalikannya, oleh karenanya mereka berhak mendapat siksa yang pedih.
[12]
Yakni kelak mereka akan melihat kenyataan dari apa yang mereka
memperolok-oloknya; berupa kebangkitan, surga dan neraka. Ketika tiba
hari kiamat, akan dikatakan kepada mereka yang mendustakan, "Inilah neraka yang dahulu kamu dustakan."
[13]
Di ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan mereka untuk
mengambil pelajaran dari generasi sebelum mereka yang telah binasa.
[14] Ketika sedang mengadakan perjalanan.
[15] Yakni diberikan kepada mereka harta yang banyak, anak-anak dan berbagai kemewahan.
[16]
Dengan hujan dan air sungai itu, Allah menumbuhkan berbagai macam pohon
dan buah-buahan untuk mereka, mereka dapat menikmatinya dan memperoleh
apa yang mereka suka, namun mereka tidak bersyukur kepada Allah atas
nikmat-nikmat itu, mereka lebih mengedepankan hawa nafsu dan dibuat
lalai oleh berbagai kenikmatan. Para rasul datang kepada mereka
menasehati mereka dengan diperkuat oleh bukti yang nyata, namun mereka
malah mendustakannya, maka Allah membinasakan mereka karena
dosa-dosanya.
[17] Yakni karena mendustakan para nabi.
[18]
Ayat ini dan beberapa ayat setelahnya merupakan pemberitahuan dari
Allah tentang kerasnya sikap orang-orang kafir dalam menolak kebenaran.
Kalau pun Allah menurunkan bukti kepada mereka, mereka tetap mengingkari
juga seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.
[19] Sebagaimana yang mereka usulkan.
[20] Memegang langsung lebih menghilangkan keraguan daripada hanya melihat.
[21] Maksudnya untuk menerangkan dan menguatkan bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu seorang Nabi.
[22] Sebagaimana yang mereka usulkan.
[23]
Maksudnya kalau diturunkan kepada mereka malaikat, lalu mereka tidak
juga beriman, tentulah mereka akan diazab oleh Allah saat itu juga,
sehingga mereka binasa semuanya. Oleh karena itu, diutusnya rasul dari
kalangan manusia dengan membawa bukti yang nyata, ditambah dengan diberi
tangguh sesungguhnya hal itu lebih baik bagi mereka dan lebih
bermanfaat, daripada diutusnya rasul dari kalangan malaikat yang jika
mereka tetap mendustakan, mereka langsung dibinasakan.
[24]
Maksudnya kalau Allah mengutus seorang malaikat sebagai rasul, tentu
Allah mengutusnya dalam bentuk seorang manusia, karena hikmah tidak
menghendaki selain seperti itu, lagi pula manusia tidak dapat melihat
malaikat, dan tentu mereka akan berkata, "Ini bukan malaikat, tetapi hanya manusia seperti kami juga," sehingga mereka akan tetap ragu-ragu.
[25] Dalam ayat ini terdapat hiburan bagi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
[26] Demikian pula akan turun azab kepada orang-orang yang mencemoohkan kamu.
[27]
Yakni jika kamu masih meragukannya, maka jelajahilah bumi…dst. di mana
sebagian bangunan mereka yang dibinasakan masih tersisa sehingga dapat
diambil pelajaran. Perintah mengadakan perjalanan ini merupakan
perjalanan yang menggabung antara hati dengan badan, di mana dengannya
seseorang dapat mengambil pelajaran. Adapun jika melihat-lihat tanpa
mengambil pelajaran, maka tidak ada faedahnya.
Sumber dan referensi :
1. http://www.tafsir.web.id
Semoga bermanfaat apa yang admin tulis/bagikan ini . Jika ada kesalahan di post ini , silahkan memberitahu admin di kolom komentar di bawah ini . Terima Kasih
1. http://www.tafsir.web.id
Semoga bermanfaat apa yang admin tulis/bagikan ini . Jika ada kesalahan di post ini , silahkan memberitahu admin di kolom komentar di bawah ini . Terima Kasih
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon