Setelah kita mempelajari dan memahami tafsir atau kandungan ayat-ayat sebelumnya dari surat ini , Sekarang saatnya kita mempelajari kandungan atau tafsir dari ayat-ayat berikut ini
Ayat 103-108: Kisah Nabi Musa ‘alaihis salam, pengutusannya kepada Fir’aun dan ditunjukkan kepadanya ayat-ayat Allah
ثُمَّ
بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ مُوسَى بِآيَاتِنَا إِلَى فِرْعَوْنَ
وَمَلَئِهِ فَظَلَمُوا بِهَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الْمُفْسِدِينَ (١٠٣) وَقَالَ مُوسَى يَا فِرْعَوْنُ إِنِّي رَسُولٌ مِنْ
رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٠٤) حَقِيقٌ عَلَى أَنْ لا أَقُولَ عَلَى اللَّهِ
إِلا الْحَقَّ قَدْ جِئْتُكُمْ بِبَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَرْسِلْ
مَعِيَ بَنِي إِسْرَائِيلَ (١٠٥) قَالَ إِنْ كُنْتَ جِئْتَ بِآيَةٍ فَأْتِ
بِهَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (١٠٦) فَأَلْقَى عَصَاهُ فَإِذَا
هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ (١٠٧) وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ
لِلنَّاظِرِينَ (١٠٨)
Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 103-108
103. Setelah mereka, kemudian Kami utus Musa dengan membawa bukti-bukti Kami kepada Fir'aun[1]
dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari bukti-bukti itu.
Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat
kerusakan[2].
104. Dan Musa berkata[3], "Wahai Fir'aun! Sungguh, aku adalah seorang utusan dari Tuhan seluruh alam,
105.[4]
Aku wajib mengatakan yang sebenarnya tentang Allah. Sungguh, aku datang
kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah
Bani Israil (pergi) bersama aku[5].”
106.
Dia (Fir'aun) menjawab, "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka
tunjukkanlah, kalau kamu termasuk orang-orang yang benar.”
107. Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.
108. Dan dia mengeluarkan tangannya[6], tiba-tiba tangan itu menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihatnya[7].
Ayat
109-116: Menerangkan bahwa sihir merupakan amalan yang haram, dan
mukjizat yang menunjukkan kebenaran para nabi dan apa yang mereka bawa
قَالَ
الْمَلأ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ (١٠٩)
يُرِيدُ أَنْ يُخْرِجَكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ فَمَاذَا تَأْمُرُونَ (١١٠)
قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَأَرْسِلْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ (١١١)
يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ (١١٢) وَجَاءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ
قَالُوا إِنَّ لَنَا لأجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ (١١٣) قَالَ
نَعَمْ وَإِنَّكُمْ لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (١١٤)قَالُوا يَا مُوسَى
إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ نَحْنُ الْمُلْقِينَ
(١١٥)قَالَ أَلْقُوا فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ
وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ (١١٦
Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 109-116
109. Pemuka-pemuka kaum Fir'aun berkata, "Orang ini benar-benar pesihir yang pandai[8],
110. Yang hendak mengusir kamu dari negerimu.” (Fir'aun berkata), "Maka apa saran kamu?"
111.
(Pemuka-pemuka) itu menjawab, "Tahanlah untuk sementara dia dan
saudaranya dan utuslah ke kota-kota beberapa orang untuk mengumpulkan
(para pesihir),
112. Agar mereka membawa semua pesihir yang pandai kepadamu[9].”
113. Dan para pesihir datang kepada Fir'aun. Mereka berkata, "(Apakah) kami akan mendapat imbalan, jika kami menang?"
114. Dia (Fir'aun) menjawab, "Ya, bahkan kamu pasti termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku).”
115. Mereka (para pesihir) berkata[10], "Wahai Musa! Engkaukah yang akan melemparkan lebih dahulu, atau kami yang melemparkan?"
116. Dia (Musa) menjawab, "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka setelah mereka melemparkan[11], mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut[12], karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan).
[1]
Fir'aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala. Menurut sejarah,
Fir'aun di masa Nabi Musa ‘alaihis salam adalah Menephthah (1232-1224
S.M.) anak dari Ramses.
[2]
Allah membinasakan mereka, mengiringinya dengan celaan dan laknat di
dunia dan pada hari kiamat, itulah seburuk-buruk pemberian yang
diberikan. Ayat ini masih mujmal dan diperinci dengan ayat-ayat
setelahnya.
[3] Ketika ia datang kepada Fir’aun mengajaknya beriman.
[4]
Oleh karena Beliau adalah utusan Tuhan seluruh alam, maka wajib atasnya
tidak berkata dusta terhadap Allah dan tidak mengatakan selain
kata-kata yang benar. Karena jika tidak begitu, Beliau akan ditimpa
dengan hukuman yang segera. Hal ini tentu mengharuskan mereka tunduk dan
mengikutinya, terlebih telah datang kepada mereka bukti dari Allah yang
menunjukkan kebenaran apa yang Beliau bawa, oleh karenanya mereka harus
melaksanakan tujuan daripada risalah-Nya, yaitu mengikuti dan mengimani
serta melepaskan Bani Israil, bangsa yang diberikan kelebihan oleh
Allah di atas bangsa yang lain pada zaman itu.
[5] Karena mereka memperbudak Bani Israil.
[6] Dari leher bajunya.
[7]
Inilah kedua bukti yang menunjukkan kebenaran apa yang dibawa Nabi Musa
‘alaihis salam, dan bahwa Beliau adalah utusan Allah Rabbul ‘alamin,
akan tetapi orang yang tidak beriman kalau pun telah telah didatangkan
setiap bukti, mereka tidak akan beriman juga sampai melihat azab yang
pedih.
[8]
Dalam Surah Asy Syu’ara diterangkan, bahwa yang mengatakannya adalah
Fir’aun sendiri, nampaknya mereka (para pemuka Fir’aun) juga
mengatakannya bersama Fir’aun ketika bermusyawarah.
[9] Untuk menandingi apa yang dibawa Nabi Musa ‘alaihis salam.
[10] Ketika mereka berhadapan dengan Nabi Musa ‘alaihis salam di hadapan manusia dalam jumlah besar.
[11] Tali dan tongkat mereka.
[12] Karena mereka membayangkan tali dan tongkat mereka kepada manusia sebagai ular yang berjalan cepat.
Sumber dan referensi :
1. http://www.tafsir.web.id
Semoga bermanfaat apa yang admin tulis/bagikan ini . Jika ada kesalahan di post ini , silahkan memberitahu admin di kolom komentar di bawah ini . Terima Kasih
1. http://www.tafsir.web.id
Semoga bermanfaat apa yang admin tulis/bagikan ini . Jika ada kesalahan di post ini , silahkan memberitahu admin di kolom komentar di bawah ini . Terima Kasih
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon