Setelah kita mempelajari dan memahami tafsir atau kandungan ayat-ayat sebelumnya dari surat ini , Sekarang saatnya kita mempelajari kandungan atau tafsir dari ayat-ayat berikut ini
Ayat 31-34: Perintah menutup aurat, menjaga
penampilan yang baik di masyarakat dan bolehnya bersenang-senang dengan
rezeki yang halal dan baik
يَا
بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا
وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (٣١) قُلْ
مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ
وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ
الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (٣٢) قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ
الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالإثْمَ وَالْبَغْيَ
بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ
سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ (٣٣)
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا يَسْتَأْخِرُونَ
سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ (٣٤)
Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 31-34
31.[1] Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus[2] pada setiap (memasuki) masjid[3], makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan[4]. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan[5].
32. Katakanlah (Muhammad)[6], "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya[7] dan rezeki yang baik-baik?" Katakanlah, "Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia[8], dan khusus (untuk mereka saja) pada hari kiamat[9]. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengetahui.
33. Katakanlah (Muhammad), "Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji[10] yang terlihat[11] dan yang tersembunyi[12], perbuatan dosa[13], perbuatan zalim (kepada manusia)[14]
tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah
dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alasan untuk itu[15], dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui[16]."
34.[17] Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu)[18]. Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.
Ayat
35-37: Pengutusan para rasul sebagai penegakkan hujjah atas manusia dan
penjelasan tentang zalimnya orang yang mengadakan kedustaan terhadap
Allah Subhaanahu wa Ta'aala
يَا
بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ
عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا
هُمْ يَحْزَنُونَ (٣٥) وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا
عَنْهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٣٦) فَمَنْ
أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ
أُولَئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ حَتَّى إِذَا
جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُوا أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا وَشَهِدُوا عَلَى
أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ (٣٧)
Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 35-37
35.[19]
Wahai anak Adam! Jika datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu
sendiri yang menceritakan ayat-ayat-Ku kepadamu, maka barang siapa
bertakwa[20] dan mengadakan perbaikan[21], maka tidak ada rasa takut pada mereka[22], dan mereka tidak bersedih hati[23].
36. Tetapi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami[24] dan menyombongkan diri terhadapnya[25], mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
37. Siapakah yang lebih zalim[26] daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah[27] atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya[28]? Mereka itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan dalam kitab (Lauh Mahfuzh[29]); sampai datang para utusan (malaikat) Kami kepada mereka untuk mencabut nyawanya. Mereka (para malaikat) berkata[30], "Manakah sesembahan yang biasa kamu sembah selain Allah?"[31]
Mereka (orang musyrik) menjawab, "Semuanya telah lenyap dari kami." Dan
mereka memberikan kesaksian terhadap diri mereka sendiri[32] bahwa mereka adalah orang-orang kafir.
Ayat
38-41: Di antara peristiwa yang akan disaksikan pada hari Kiamat,
kehinaan orang-orang kafir dan tidak dikabulkannya doa mereka
قَالَ
ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ
وَالإنْسِ فِي النَّارِ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا
حَتَّى إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لأولاهُمْ
رَبَّنَا هَؤُلاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ
قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لا تَعْلَمُونَ (٣٨) وَقَالَتْ أُولاهُمْ
لأخْرَاهُمْ فَمَا كَانَ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ فَذُوقُوا
الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ (٣٩) إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا
بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ
السَّمَاءِ وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ
الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ (٤٠) لَهُمْ مِنْ
جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ وَكَذَلِكَ نَجْزِي
الظَّالِمِينَ (٤١
Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 38-41
38.
Allah berfirman, "Masuklah kamu ke dalam api neraka bersama golongan
jin dan manusia yang telah lebih dahulu dari kamu. Setiap kali suatu
umat masuk, dia melaknat saudaranya, sehingga apabila mereka telah masuk
semuanya[33], berkatalah orang yang (masuk) belakangan[34] (kepada) orang yang (masuk) terlebih dahulu[35], "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami[36],
datangkanlah siksaan api neraka yang berlipat ganda kepada mereka."
Allah berfirman, "Masing-masing mendapatkan (siksaan) yang berlipat
ganda, tapi kamu tidak mengetahui.”
39. Dan orang
yang (masuk) terlebih dahulu berkata kepada yang (masuk) belakangan,
"Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami[37]. Maka rasakanlah azab itu karena perbuatan yang telah kamu lakukan.”
40. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya[38], tidak akan dibukakan pintu-pintu langit[39] bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum[40]. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat.
41. Bagi mereka tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka)[41]. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim[42]
[1]
Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, “Ada wanita yang
bertawaf di Baitullah dalam keadaan telanjang, lalu ia berkata, “Siapa
yang mau meminjamkan kepadaku pakaian tawaf?” Untuk dia jadikan penutup
farjinya dan ia berkata, “Pada hari ini, sebagiannya nampak atau
semuanya. Bagian yang nampak daripadanya, tidak saya halalkan.” Maka
turunlah ayat, “Khudzuu ziinatakum ‘inda kulli masjid.”
Hadits
ini dinisbatkan oleh Ibnu Katsir kepada Nasa’i dan Ibnu Jarir (juz 8
hal. 160) dan diriwayatkan oleh Al Waahidiy dalam Asbaabunnuzul. Hakim
juga menyebutkan di juz 2 hal. 319-320 dari jalan Syu’bah, di sana
disebutkan turunnya ayat ini, “Qul man harrama ziinatallah…dst.”
Hakim berkata, “Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim, namun
keduanya tidak menyebutkan”, dan didiamkan oleh Adz Dzahabi. Mungkin
saja kedua ayat ini turun karena sebab tersebut, walahu ‘alam.
[2] Yang menutupi auratmu.
[3]
Maksudnya setiap akan mengerjakan shalat atau thawaf keliling ka'bah
atau ibadah-ibadah yang lain. Ayat ini memerintahkan untuk menutupi
aurat, karena menutupnya menghiasi badan sebagaimana menanggalkannya
menjadikan buruk bagi badan. Dalam ayat ini terdapat perintah menutup
aurat ketika shalat dan dalam menjalankan ibadah lainnya, perintah
berhias dan membersihkan pakaian dari kotoran dan najis.
[4]
Maksudnya janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan
jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan kepada yang
diharamkan. Demikian pula terdapat larangan berlebihan
(bermewah-mewahan) dalam hal makan, minum dan berpakaian.
[5]
Berlebih-lebihan adalah perkara yang dibenci Allah, membahayakan badan
dan penghidupannya, bahkan terkadang membawanya kepada keadaan yang
membuatnya tidak sanggup memenuhi kewajiban. Dalam ayat ini terdapat
perintah makan dan minum, larangan meninggalkannya dan larangan
berlebih-lebihan dalam makan dan minum.
[6] Kepada orang yang membebani diri dan mengharamkan rezeki yang baik-baik yang Allah halalkan.
[7] Seperti pakaian.
[8]
Mafhum ayat ini menunjukkan bahwa barang siapa tidak beriman kepada
Allah dan menggunakan nikmat-nikmat-Nya untuk bermaksiat, maka ia tidak
berhak menikmatinya, bahkan akan diberikan hukuman terhadapnya dan pada
hari kiamat kenikmatan yang mereka rasakan akan ditanya.
[9]
Maksudnya perhiasan-perhiasan dari Allah dan makanan yang baik itu
dapat dinikmati di dunia ini oleh orang-orang yang beriman dan
orang-orang yang tidak beriman, sedangkan di akhirat nanti hanya untuk
orang-orang yang beriman saja.
[10] Yakni dosa-dosa besar seperti zina, liwath (homoseks), dsb.
[11] Yang terkait dengan anggota badan.
[12] Yang terkait dengan hati, seperti riya’, ujub, sombong, nifak, dsb.
[13] Terkait dengan hak Allah.
[14] Terkait dengan hak mereka.
[15] Padahal yang Dia turunkan alasannya adalah tauhid (mengesakan-Nya dalam beribadah).
[16]
Baik dalam nama-nama-Nya, sifat-Nya, perbuatan-Nya atau dalam
syari’at-Nya, seperti mengharamkan sesuatu yang tidak diharamkan-Nya,
dsb. Dalam ayat ini, Allah melarang beberapa perkara, dari mulai yang
ringan hingga yang besar, karena di dalamnya terdapat kerusakan baik
sifatnya khusus maupun umum, terdapat kezaliman dan sikap berani kepada
Allah, menindas hamba-hamba Allah dan karena di dalamnya terdapat
perobahan agama Allah dan syari’at-Nya.
[17]
Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah mengeluarkan anak cucu Adam ke bumi
dan menempatkan mereka di sana serta menentukan ajal yang tidak maju dan
tidak mundur.
[18] Yakni setiap bangsa mempunyai batas waktu kejayaan atau keruntuhan.
[19]
Setelah Allah menempatkan Adam dan keturunannya di muka bumi, Allah
menguji mereka dengan pengutusan rasul dan penurunan kitab, di mana
rasul tersebut menceritakan kepada mereka ayat-ayat Allah dan
menerangkan hukum-hukum-Nya. Selanjutnya, Allah menyebutkan keutamaan
orang yang mengikuti seruan para rasul-Nya dan menyebutkan kerugian bagi
mereka yang tidak mau mengikuti.
[20] Ada yang mengartikan dengan menjauhi larangan Allah, berupa syirk, dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil.
[21] Terhadap amalnya, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
[22] Sebagaimana rasa takut yang dialami oleh selain mereka.
[23]
Terhadap yang telah luput. Ketika rasa takut dan kesedihan sudah
hilang, maka akan tercapai keamanan yang sempurna, kebahagiaan dan
keberuntungan.
[24] Hati mereka tidak mengimaninya.
[25] Anggota badan mereka tidak mau tunduk kepadanya.
[26] Yakni tidak ada yang lebih zalim.
[27] Seperti menisbatkan sekutu atau anak kepada-Nya atau berkata terhadap Allah tanpa ilmu.
[28] Yaitu Al Qur’an.
[29]
Berupa rezeki yang sementara, hidup sampai waktu tertentu dan
sebagainya sesuai yang tercatat dalam Al Lauhul Mahfuzh. Mereka hanya
bersenang-senang sebentar, dan kemudian mereka akan disiksa selamanya.
[30] Sambil mencela mereka dengan keras.
[31] Apakah mereka dapat memberi manfaat kepadamu atau menghindarkan bahaya?
[32] Ketika matinya.
[33] Yang pertama hingga yang terakhir, para pemimpin dan para pengikut.
[34] Maksudnya para pengikutnya.
[35] Maksudnya para pemimpinnya.
[36] Dengan menghias amal buruk kepada kami.
[37]
Maksudnya: kita telah sama-sama tersesat dan telah mengerjakan sebab
untuk diazab, lantas apa kelebihan kamu di atas kami? Namun sudah
maklum, bahwa azab kepada para pemimpin kesesatan tentu lebih dahsyat
daripada kepada para pengikut, sebagaimana nikmat dan pahala yang
diperoleh para pemimpin petunjuk lebih besar daripada para pengikut.
Oleh karena itu, Allah berfirman:“Orang-orang yang kafir dan
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka
siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan.”
(Terj. An Nahl: 88) Ayat ini dan yang semisalnya menunjukkan bahwa
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah akan kekal diazab, meskipun
mereka berbeda-beda tingkatan azabnya tergantung amal mereka, sikap
keras mereka, kezaliman dan kedustaan mereka, dan bahwa cinta kasih yang
sebelumnya terjalin di antara mereka akan berubah pada hari kiamat
menjadi permusuhan dan saling laknat-melaknat.
[38] Tidak mau beriman.
[39]
Ketika ruh mereka diangkat ke langit, lalu dijatuhkan ke sijjin (bagian
bawah bumi), berbeda dengan orang mukmin, pintu langit akan dibukakan
untuknya dan ruhnya dinaikkan ke langit menghadap Allah.
[40] Artinya mereka tidak mungkin masuk surga sebagaimana tidak mungkin masuknya unta ke lubang jarum.
[41] Mereka terkepung dalam api neraka
[42] Dengan balasan yang sesuai, dan Allah sama sekali tidaklah berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya.
Sumber dan referensi :
1. http://www.tafsir.web.id
Semoga bermanfaat apa yang admin tulis/bagikan ini . Jika ada kesalahan di post ini , silahkan memberitahu admin di kolom komentar di bawah ini . Terima Kasih
1. http://www.tafsir.web.id
Semoga bermanfaat apa yang admin tulis/bagikan ini . Jika ada kesalahan di post ini , silahkan memberitahu admin di kolom komentar di bawah ini . Terima Kasih
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon