Akhirnya kita akan memahami seluruh isi kandungan dari Surah Al-Maidah ini . Setelah 109 ayat telah dipelajari dengan usaha yang penuh perjuangan dan pemikiran :D , Akhirnya anda bisa bernafas lega untuk sementara :v . Yah nantinya admin akan update tafsir surah selanjutnya di lain waktu . Setelah kita mempelajari dan memahami tafsir atau kandungan ayat-ayat sebelumnya dari surat ini , Sekarang saatnya kita mempelajari kandungan atau tafsir dari ayat-ayat berikut ini
Ayat 110-111: Karunia Allah kepada hamba dan Rasul-Nya ‘Isa ‘alaihis salam, dan mukjizat yang Allah berikan kepadanya
إِذْ
قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ
وَعَلى وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ
فِي الْمَهْدِ وَكَهْلا وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَالتَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ
الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي
وَتُبْرِئُ الأكْمَهَ وَالأبْرَصَ بِإِذْنِي وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَى
بِإِذْنِي وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُمْ
بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ إِنْ هَذَا إِلا
سِحْرٌ مُبِينٌ (١١٠) وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّينَ أَنْ
آمِنُوا بِي وَبِرَسُولِي قَالُوا آمَنَّا وَاشْهَدْ بِأَنَّنَا
مُسْلِمُونَ (١١١
Terjemah Surat Al Maidah Ayat 110-111
110. Ingatlah[1], ketika Allah berfirman, "Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu[2] sewaktu Aku menguatkanmu dengan Rohulkudus[3]. Kamu dapat berbicara[4] dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa[5]. Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis[6] kepadamu, (juga) Hikmah[7],
Taurat dan Injil. Dan ingatlah ketika kamu membentuk dari tanah berupa
burung dengan seizin-Ku, kemudian kamu meniupnya, lalu menjadi burung
(yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah, ketika kamu
menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit
kusta dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika kamu mengeluarkan orang mati
(dari kubur menjadi hidup) dengan seizin-Ku[8]. Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu)[9]
dikala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang
nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, "Ini tidak lain
hanyalah sihir yang nyata."
111.
Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut-pengikut Isa yang
setia, "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku." Mereka menjawab,
"Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (muslim)."
Ayat
112-115: Kisah Al Maa’idah yang surah ini dinisbatkan kepadanya dan
menetapkan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala di dalam menguatkan
benarnya risalah Nabi Isa ‘alaihis salam
إِذْ
قَالَ الْحَوَارِيُّونَ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ
رَبُّكَ أَنْ يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ قَالَ
اتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (١١٢) قَالُوا نُرِيدُ
أَنْ نَأْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَئِنَّ قُلُوبُنَا وَنَعْلَمَ أَنْ قَدْ
صَدَقْتَنَا وَنَكُونَ عَلَيْهَا مِنَ الشَّاهِدِينَ (١١٣) قَالَ عِيسَى
ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ
السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لأوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ
وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيرُ الرَّازِقِينَ (١١٤) قَالَ اللَّهُ إِنِّي
مُنَزِّلُهَا عَلَيْكُمْ فَمَنْ يَكْفُرْ بَعْدُ مِنْكُمْ فَإِنِّي
أُعَذِّبُهُ عَذَابًا لا أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ
الْعَالَمِينَ (١١٥)
Terjemah Surat Al Maidah Ayat 112-115
112.
(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa yang setia berkata, "Wahai Isa
putra Maryam! Bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit
kepada kami?". Isa menjawab, "Bertakwalah kepada Allah[10] jika kamu orang-orang yang beriman".
113.
Mereka berkata, "Kami ingin memakan hidangan itu dan agar hati kami
tenteram serta kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami[11], dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan (hidangan itu)."
114.
Isa putra Maryam berdoa, "Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami
hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi
kami[12], yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami dan yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau[13]; beriilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezki."
115.
Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu
kepadamu, barang siapa kafir di antaramu setelah (turun hidangan) itu,
maka sungguh Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku
timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia[14]."
Ayat
116-120: Menerangkan berlepasnya Nabi Isa ‘alaihis salam dari pengakuan
sebagai tuhan, siksaan yang ditimpakan kepada manusia adalah keadilan
dari-Nya, sedangkan rahmat-Nya adalah karunia dari-Nya
وَإِذْ
قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ
اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ
مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ
فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا أَعْلَمُ مَا فِي
نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ (١١٦) مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلا
مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ
عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ
أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (١١٧)
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ
فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١١٨) قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ
يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا
عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (١١٩) لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ وَمَا فِيهِنَّ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١٢٠
Terjemah Surat Al Maidah Ayat 116-120
116. Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman[15],
"Wahai Isa putera Maryam! Kamukah yang mengatakan kepada orang-orang,
jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?". Isa menjawab,
"Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku.
Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya.
Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa
yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkau-lah Yang Maha Mengetahui segala yang
gaib[16]."
117.
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau
perintahkan kepadaku (Yaitu), "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu,"
dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di
tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang
mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala
sesuatu[17].
118. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu[18], dan jika Engkau mengampuni mereka[19], sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana[20]."
119. Allah berfirman[21], "Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya[22].
Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka
pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung."
120. Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya[23]; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu[24].
[1]
Yakni sebutlah oleh lisanmu dan ingatlah dalam hatimu, serta
kerjakanlah konsekwensinya berupa sikap syukur kepada Tuhanmu, karena
telah memberimu nikmat yang tidak diberikann-Nya kepada selainmu.
[2] Yakni bersyukurlah kepadanya.
[3]
Ada yang mengartikan Rohulqudus di sini adalah roh dan wahyu, yakni
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menguatkan Nabi Isa 'alaihis salam dengan
roh dan wahyu yang menyucikan dirinya dan menjadi penguat dalam
menjalankan perintah Allah dan mengajak manusia kepada-Nya. Ada pula
yang mengartikan roh di sini adalah malaikat Jibril, di mana malaikat
Jibril senantiasa mendampinginya dan mengokohkannya di saat-saat yang
berat.
[4] Berbicara di sini bukanlah sekedar berbicara, tetapi berbicara di sini adalah berbicara yang bermanfaat, yaitu da'wah ilallah.
[5]
Seseorang disebut "dewasa" apabila telah berusia 30 tahun ke atas
sampai 50 tahun. Menurut pengarang tafsir Al Jalaalain, bahwa maksudnya
adalah setelah Beliau turun lagi ke dunia menjelang kiamat, karena
Beliau diangkat sebelum menginjak dewasa.
[6]
Ada yang mengartikan lafaz "kitab" (lih. ayat di atas) dengan
kitab-kitab terdahulu, terutama Taurat, di mana Beliau adalah orang yang
paling mengetahui isi Taurat setelah Nabi Musa 'alaihis salam.
[7]
Hikmah adalah mengetahui rahasia syari'at, faedah dan hukumnya, bagus
dalam berdakwah dan mengajar, serta memperhatikan apa yang perlu
diperhatikan.
[8] Semua ini merupakan mukjizat Beliau yang mengalahkan ilmu kedokteran yang masyhur ketika itu.
[9]
Ini semua merupakan nikmat Allah kepada hamba dan rasul-Nya Isa
'alaihis salam, Allah mengajak beliau untuk bersyukur kepada-Nya, maka
Nabi Isa 'alaihis salam melakukannya serta bersikap sabar dalam
berdakwah sebagaimana saudara-saudaranya dari kalangan para nabi.
[10] Dalam mengusulkan agar ditunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya.
[11] Maksud mereka (kaum hawariyin) meminta diturunkan hidangan dari langit adalah untuk dua maslahat:
- Maslahat bagi agama mereka, yakni menjadi bukti nyata atas kekuasaan Allah dan kebenaran rasul-Nya yang dapat dikenang sepanjang masa.
- Maslahat dunia, yakni yang menjadi rezeki bagi mereka.
[12] Yang akan dikenang dan dimuliakan.
[13] Dan tanda bagi kenabiannya.
[14]
Maka Allah menurunkan hidangan itu dengan mengirimkan para malaikat
yang membawa hidangan itu, di mana pada hidangan itu terdapat tujuh buah
roti dan tujuh ekor ikan, lalu mereka memakannya hingga kenyang. Ketika
telah diturunkan hidangan itu, mereka diperintahkan agar tidak
berkhianat dan tidak menyimpannya untuk hari esok, namun sebagian mereka
malah berkhianat dan menyimpannya, sehingga mereka dirubah bentuknya
menjadi kera dan babi, wallahu a'lam. Ibnu Jarir meriwayatkan dari
Abdullah bin Amr, ia berkata, "Sesungguhnya manusia yang paling pedih
siksanya pada hari kiamat ada tiga golongan; orang-orang munafik,
orang-orang yang kafir di antara mereka yang diberi hidangan dari langit
dan tentara Fir'aun."
[15]
Hal ini merupakan celaan terhadap orang-orang Nasrani yang mengatakan,
bahwa "Allah adalah salah satu dari yang tiga", maka Nabi Isa 'alaihis
salam menyatakan berlepas diri dari perkataan itu. Demikian juga sebagai
bantahan terhadap orang-orang Nasrani yang menganggap bahwa Nabi Isa
mengajak mereka menyembah dirinya, padahal Beliau sebagaimana nabi-nabi
yang lain mengajak manusia beribadah hanya kepada Allah Ta'ala saja.
[16]
Kata-kata yang halus ini menunjukkan tingginya adab Nabi Isa 'alaihis
salam dalam berbicara dengan Allah subhaanahu wa Ta'aala.
[17] Engkau Maha Mengetahui, Mendengar dan Melihat segala sesuatu.
[18]
Engkau berhak bertindak terhadap mereka sesuai kehendak-Mu tanpa ada
yang menghalangi. Engkau lebih sayang kepada diri mereka daripada
sayangnya mereka terhadap diri mereka sendiri. Kalau bukan karena mereka
durhaka dan keras kepala, tentu Engkau tidak akan menyiksa mereka.
[19] Yakni kepada orang-orang yang beriman di antara mereka.
[20]
Ampunan-Mu muncul dari dari keperkasaan dan kekuasan-Mu, tidak seperti
mereka yang biasanya memaafkan karena tidak memiliki kekuasaan. Engkau
juga Mahabijaksana, di mana di antara kebijaksanaan-Mu adalah Engkau
mengampuni mereka yang mengerjakan sebab-sebab untuk diampuni.
[21]
Menerangkan keadaan hamba-hamba-Nya pada hari kiamat; siapa yang
beruntung dan siapa yang rugi, siapa yang bahagia dan siapa yang
sengsara.
[22]
Karena hari itu adalah hari pembalasan. Adapun orang-orang yang
berdusta ketika di dunia, maka pengakuan mereka di hari itu tidaklah
bermanfaat, seperti halnya orang-orang kafir yang menyatakan beriman
karena melihat langsung azab neraka. Keimanan mereka ketika itu tidaklah
bermanfaat.
[23]
Allah yang menciptakannya dan yang mengaturnya dengan ketetapan
qadar(taqdir)-Nya, ketetapan syar'inya (berupa syari'at yang dibuat-Nya)
dan ketetapan jazaa'inya (adanya pembalasan terhadap amal yang
dikerjakan manusia).
[24]
Oleh karena itu, tidak ada yang melemahkan-Nya, bahkan semuanya tunduk
kepada kehendak-Nya. Termasuk di antara kekuasaan-Nya adalah memberikan
balasan kepada orang yang benar dan menyiksa orang yang berdusta.
Hubungan surat Al Maa'idah dengan surat Al An'aam
1.
Surat Al Maa'idah mengemukakan hujjah terhadap ahli kitab, sedangkan
surat Al An'aam mengemukakan hujjah terhadap kaum musyrikin.
2.
Surat Al An'aam memuat makanan-makanan yang diharamkan dan binatang
sembelihan secara umum, sedangkan surat Al Maa'idah memuat secara
terperinci.
3. Akhir Surat Al Maa'idah
mengemukakan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala menguasai langit dan
bumi, memberi balasan terhadap perbuatan-perbuatan manusia selama di
dunia, sedangkan permulaan surat Al An'aam menyebutkan bahwa segala puji
hanya untuk Allah, Pencipta langit dan bumi serta malam dan siang, di
mana hal ini merupakan penjelasan lebih rinci terhadap kemujmalan ayat
terakhir surat Al Maa'idah tersebut.
Selesai tafsir Al Maa'idah dengan karunia Allah dan ihsan-Nya, wal hamdulillahi rabbil 'aalamin.
Sumber dan referensi :
1. http://www.tafsir.web.id
Semoga bermanfaat apa yang admin tulis/bagikan ini . Jika ada kesalahan di post ini , silahkan memberitahu admin di kolom komentar di bawah ini . Terima Kasih
1. http://www.tafsir.web.id
Semoga bermanfaat apa yang admin tulis/bagikan ini . Jika ada kesalahan di post ini , silahkan memberitahu admin di kolom komentar di bawah ini . Terima Kasih
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon