Setelah kita mempelajari dan memahami tafsir atau kandungan ayat-ayat sebelumnya dari surat ini , Sekarang saatnya kita mempelajari kandungan atau tafsir dari ayat-ayat berikut ini
Ayat 179: Penjelasan tentang orang yang tidak mengikuti kebenaran, padahal ada dalil yang mengingatkannya, dan seperti inilah sifat penghuni neraka
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ
لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ
آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (١٧٩)
Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 179
179.
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan
manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak[1], bahkan lebih sesat lagi[2]. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
Ayat 180: Berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan menyebut Asmaa’ul Husna
وَلِلَّهِ
الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ
فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٨٠
Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 180
180. Dan Allah memiliki Asmaa-ul Husna (nama-nama yang terbaik)[3], maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaa-ul Husna itu[4] dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya[5]. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Ayat
181-186: Islam memuliakan ulama yang ikhlas, penangguhan kepada
orang-orang yang zalim, serta perintah memperhatikan kerajaan Allah
Subhaanahu wa Ta'aala di alam semesta
وَمِمَّنْ
خَلَقْنَا أُمَّةٌ يَهْدُونَ بِالْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُونَ (١٨١)
وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لا
يَعْلَمُونَ (١٨٢) وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ (١٨٣) أَوَلَمْ
يَتَفَكَّرُوا مَا بِصَاحِبِهِمْ مِنْ جِنَّةٍ إِنْ هُوَ إِلا نَذِيرٌ
مُبِينٌ (١٨٤) أَوَلَمْ يَنْظُرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
وَمَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ وَأَنْ عَسَى أَنْ يَكُونَ قَدِ
اقْتَرَبَ أَجَلُهُمْ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ (١٨٥) مَنْ
يُضْلِلِ اللَّهُ فَلا هَادِيَ لَهُ وَيَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ
يَعْمَهُونَ (١٨٦)
Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 181-186
181. Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan (dasar) kebenaran[6], dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil[7].
182. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan)[8], dengan cara yang tidak mereka ketahui.
183. Dan aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka[9]. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh.
184. Apakah mereka tidak merenungkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak gila[10]. Dia (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas[11].
185. Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala apa yang diciptakan Allah[12], dan kemungkinan telah dekatnya waktu (kebinasaan) mereka?[13] Lalu berita mana lagi setelah (Al Qur’an) ini yang akan mereka percayai?[14]
186.
Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada yang mampu
memberi petunjuk. Allah membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan.
Ayat 187-188: Pengetahuan tentang hari Kiamat
dan apa yang terjadi pada hari itu hanyalah milik Allah Subhaanahu wa
Ta'aala. Demikian pula pengetahuan tentang yang gaib tidak diketahui
kecuali oleh-Nya, dan tidak ada seorang pun di antara makhluk-Nya yang
mengetahuinya
يَسْأَلُونَكَ
عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ
رَبِّي لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ لا تَأْتِيكُمْ إِلا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ
عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (١٨٧) قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلا
ضَرًّا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ
لاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلا
نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (١٨٨)
Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 187-188
187.
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, "Kapan terjadi?"
Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada
Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya
selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru haranya bagi makhluk) yang
di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara
tiba-tiba[15].”
Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu mengetahuinya. Katakanlah
(Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat ada pada
Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[16].”
188.
Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun
menolak mudharat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah[17]. Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya[18] dan tidak akan ditimpa bahaya[19]. Aku hanyalah pemberi peringatan[20], dan pembawa berita gembira[21] bagi orang-orang yang beriman.”
[1] Dalam hal tidak dapat memahami, memikirkan apa yang dilihat oleh matanya dan didengar oleh telinganya.
[2]
Karena binatang ternak masih mau mencari hal yang memberinya manfaat
dan menghindarkan dari bahaya, sedangkan mereka malah mendatangi bahaya,
yaitu neraka padahal mereka memiliki hati, pendengaran dan penglihatan
yang dapat digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, namun mereka malah
tidak mau menggunakannya.
[3] Karena nama-nama tersebut menunjukkan sifat sempurna yang agung. Contohnya:
- Al ‘Aliim
(Maha Mengetahui) yang menunjukkan bahwa Dia memiliki ilmu yang
meliputi segala sesuatu, tidak keluar dari pengetahuan-Nya seberat biji
dzarrah pun di langit maupun di bumi.
- Ar Rahiim yang menunjukkan bahwa Dia memiliki sifat rahmat (sayang) yang agung dan luas mengena kepada segala sesuatu.
- Al Qadiir yang menunjukkan bahwa Dia memiliki kekuasaan yang menyeluruh, tidak dapat dikalahkan oleh sesuatu.
- Dsb.
[4] Misalnya berkata, “Yaa Razzaq, urzuqnaa.” (artinya: Wahai Pemberi rezeki, berilah kami rezeki), “Yaa ghafuur, ighfir lii” (artinya: Wahai Maha Pengampun, ampunilah aku), “Yaa rahiiim, irhamnii” (artinya: Wahai Maha Penyayang, sayangilah aku), dsb.
[5]
Maksudnya: Jangan hiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan
nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau
dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah
atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk nama-nama selain Allah. Contoh
ilhad adalah:
- Berdoa kepada Allah Azza wa
Jalla dengan nama yang tidak sesuai dengan doanya. Misalnya meminta
ampunan dengan nama-Nya Al Hasib (Yang Menghisab). Seharusnya dengan
nama-Nya Al Ghafuur (Maha Pengampun).
- Menambah
dan mengurangi. Maksud menambah adalah menambah dari yang diizinkan,
yaitu dengan mentasybih (menyerupakan dengan makhluk), sedangkan maksud
mengurangi adalah mengurangi dari yang diperintahkan, yaitu meniadakan.
- Perbuatan yang dilakukan orang-orang musyrik,
mereka menamai berhala mereka dengan 'Uzaa dari nama Allah Al 'Aziz, dan
menamai dengan nama Laata, yang diambil dari laaz "Allah". Maha suci
Allah dari hal tersebut.
[6]
Di antara orang-orang yang diciptakan Allah ada orang-orang yang
sempurna dan menyempurnakan orang lain; mereka mengetahui kebenaran dan
mengamalkannya, mengajarkannya dan mengajak manusia kepadanya.
[7] Ketika memutuskan, baik dalam masalah harta, darah, hak-hak, maupun lainnya.
[8] Dengan memperbanyak rezeki mereka.
[9] Sehingga mereka mengira bahwa mereka tidak akan disiksa dan diberikan hukuman.
[10]
Perhatikanlah akhlaknya, petunjuknya, sifatnya, dan seruannya, bukankah
mereka tidak mendapatkan selain sifat, akhlak, akal dan pendapatnya
yang sempurna pada dirinya, di samping itu Beliau tidaklah mengajak
selain kepada semua kebaikan, dan tidak melarang selain daripada
keburukan.
[11] Yang mengajak manusia kepada perkara yang menyelamatkan mereka dari azab dan mendatangkan pahala.
[12]
Manusia apabila memperhatikan kerajaan langit dan bumi, tentu akan
memperoleh dalil yang menunjukkan keesaan Allah dan sifat-sifat sempurna
yang dimiliki-Nya. Demikian pula apabila mereka melihat salah satu
ciptaan Allah, maka di sana dia akan mendapatkan dalil terhadap ilmu
Allah, kekuasaan-Nya, hikmah-Nya, luas rahmat dan ihsan-Nya, serta
menunjukkan berlakunya kehendak Allah dan menunjukkan sifat-sifat-Nya
yang agung yang sesungguhnya menunjukkan bahwa Allah sendiri yang
mencipta dan mengatur alam semesta. Hal ini sudah barang tentu
mengharuskan agar Dia (Allah) saja yang disembah.
[13]
Hendaknya mereka memperhatikan keadaan mereka, karena boleh jadi maut
datang kepada mereka secara tiba-tiba ketika mereka sedang lengah,
sehingga mereka tidak mampu mengejar hal yang telah luput.
[14]
Apakah berita dusta dan sesat yang mereka percayai ataukah berita yang
benar ini (Al Qur’an)? Akan tetapi, walau bagaimana pun juga orang yang
disesatkan Allah sudah tidak ada jalan lagi untuk menunjukinya
sebagaimana diterangkan pada ayat selanjutnya.
[15] Tanpa disadari sebelumnya.
[16]
Sehingga mereka berkeinginan keras untuk mengetahui padahal yang
demikian tidak patut dilakukan, terlebih mereka biasanya tidak bertanya
tentang sesuatu yang lebih penting dan malah meninggalkan ilmu yang
seharusnya mereka ketahui, serta lebih senang pergi menuju sesuatu yang
tidak ada jalan untuk mengetahuinya, padahal mereka tidak dituntut untuk
mengetahuinya.
[17]
Yakni karena diriku adalah seorang yang fakir dan diatur, tidak ada
satu pun kebaikan yang datang kepadaku melainkan berasal dari Allah, dan
tidak ada yang menghilangkan bahaya yang menimpaku selain Dia, dan aku
pun tidak mengetahui apa-apa selain yang diajarkan Allah kepadaku.
[18] Yakni mengerjakan sebab-sebab yang menghasilkan maslahat dan manfaat.
[19]
Akan tetapi, karena aku tidak mengetahui yang ghaib, maka aku tertimpa
bahaya dan luput bagiku berbagai maslahat dunia dan manfaatnya. Ayat
yang mulia ini menerangkan kesalahan orang yang meminta dan berdoa
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk memperoleh manfaat atau
menghindarkan bahaya. Demikian pula menerangkan salahnya orang yang
menganggap bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengetahui
yang ghaib.
[20] Bagi orang-orang kafir dengan neraka.
[21] Dengan surga.
Sumber dan referensi :
1. http://www.tafsir.web.id
Semoga bermanfaat apa yang admin tulis/bagikan ini . Jika ada kesalahan di post ini , silahkan memberitahu admin di kolom komentar di bawah ini . Terima Kasih
1. http://www.tafsir.web.id
Semoga bermanfaat apa yang admin tulis/bagikan ini . Jika ada kesalahan di post ini , silahkan memberitahu admin di kolom komentar di bawah ini . Terima Kasih
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon