Babi adalah sebuah hewan yang dikenal akan dagingnya yang empuk . Tetapi di dalam ajaran islam , daging babi termasuk makanan yang haram / tidak boleh dimakan oleh umat islam . Anda sebagai umat islam pasti tahu bahwa ajaran islam tidak pernah menyesatkan dan menyusahkan atau tidak pernah melarang yang baik . Islam melarang kita untuk memakan babi tentu saja ada alasannya yang pada zaman sekarang ini sudah terbukti kebenaran alasan tersebut . Setelah ditelusuri oleh ilmuan-ilmuan yang ada di dunia , babi mempunya banyak sekali kekurangan dan penyakit yang bisa membahayakan seseorang yang memakannya.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا
حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا
أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ
فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang
dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak
ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al- Baqarah: 173).
حُرِّمَتْ
عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ
لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ
وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا
ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala.” (QS. Al-Maidah: 3).
إِنَّمَا
حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا
أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ
فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai,
darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain
Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak
menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 115).Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Begitu juga dilarang memakan daging babi baik yang mati dengan cara disembelih atau mati dalam keadaan tidak wajar. Lemak babi pun haram dimakan sebagaimana dagingnya karena penyebutan daging dalam ayat cuma menunjukkan keumuman (aghlabiyyah) atau dalam daging juga sudah termasuk pula lemaknya, atau hukumnya diambil dengan jalan qiyas (analogi).” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 2: 36)
Yang jelas haramnya babi adalah berdasarkan ijma’ atau kata sepakat ulama sebagaimana dikatakan oleh Ibnul ‘Arabi rahimahullah. Penyusun Ahkam Al-Qur’an ini berkata, “Umat telah sepakat haramnya daging babi dan seluruh bagian tubuhnya. Dalam ayat disebutkan dengan kata ‘daging’ karena babi adalah hewan yang disembelih dengan maksud mengambil dagingnya. … Dan lemak babi termasuk dalam larangan daging babi.” (Ahkam Al-Qur’an, 1: 94).
Babi diharamkan dalam Quran tidak kurang dalam 3 ayat. Pelarangannya disebutkan di surat Ma’idah[5]: 3, di surat Al-Baqarah[2]: 173, di surat An’am[6]: 145, dan surat An-Nahl[60]: 150. Allah berfirman dalam Quran “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 173). Babi juga diharamkan dalam Bibel, di kitab Ulangan 14: 8, di kitab Yesaya[65]: 5, dan juga kitab Imamat [11]: 7-8.
Hikmah Diharamkannya Babi
Hewan yang diharamkan pasti akan memberikan pengaruh bagi orang yang memakannya. Dan ini berlaku untuk makanan haram secara umum.Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Diharamkan darah yang dialirkan karena darah seperti itu dapat membangkitkan syahwat dan menimbulkan amarah. Jika terus dikonsumsi, maka akan membuat seseorang bersikap melampaui batas. Saluran darah inilah tempat mengalirnya setan pada badan manusia. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setan itu bisa menyusup dalam diri manusia melalui saluran darahnya.” (HR. Bukhari, no. 3281; Muslim, no. 2175).” (Disebutkan oleh Al-Qasimi dalam tafsirnya, 3: 41-42. Dinukil dari Tafsir Syaikhil Islam Ibni Taimiyah, 1: 405.)
Begitu pula orang yang memakan binatang buas yang bertaring bisa mendapat pengaruh sombong dan congkak di mana sifat tersebut termasuk watak hewan buas. Ada juga hewan yang diharamkan karena sifatnya yang khobits (menjijikkan) seperti babi yang kita bahas kali ini. Maka orang yang gemar memakan babi akan punya sifat khobits pula. Juga yang memakan hewan ini bisa mewarisi sifat sombong dan angkuh sebagaimana babi.
Jika ada pengaruh jelek seperti di atas, kenapa dalam keadaan darurat masih dibolehkan untuk dimakan?
Jawabnya, karena kebolehannya dalam keadaan darurat seperti itu mengingat bahwa mengambil maslahat dengan dipertahankannya jiwa lebih didahulukan daripada menolak bahaya seperti yang disebutkan. Karena bahaya di atas tidak diwarisi ketika dalam keadaan hajat yang besar seperti yang disebutkan. (Lihat kitab Al-Ath’imah karya guru kami, Syaikh Shalih Al-Fauzan, hlm. 39-40. Lihat penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al-Fatawa, 21: 585 dan 20: 340)
Mari kita bahas alasan logis, alasan ilmiah kenapa babi diharamkan. Ilmu sains memberitahu kita bahwa jika kita makan babi, ada kemungkinan akan terkena sekitar 70 macam parasit, di antaranya cacing pita, cacing tambang, cacing kremi, semuanya ada! Sebagai seorang dokter, tentunya kau pasti telah belajar di kuliah kedokteranmu, ada cacing yang dikenal sebagai tinia solium (cacing pita). Bahkan jika kau memasak daging babinya dengan baik, telur cacing ini tetap tidak akan mati. Jika telur cacing ini masuk ke dalam aliran darah, ia dapat terbawa hingga ke otakmu dan menyebabkan kerusakan otak, ia juga dapat masuk ke mata dan menyebabkan kebutaan, ia juga dapat masuk ke jantung dan menyebabkan kerusakan jantung, dan juga dapat masuk ke hati dan menyebabkan kerusakan hati. Pada saat kau sadar bahwa kau terinfeksi oleh cacing ini, telah terjadi kerusakan yang tidak bisa disembuhkan. Jadi ini sangat berbahaya. Ada satu lagi parasit yang dikenal dengan nama trichura tichurasis. Ini adalah cacing yang ada dalam tubuh manusia dan menyebabkan kerusakan.
Kenapa Babi Diciptakan?
Jika memakan babi itu haram, kenapa Allah menciptakan babi?Moga pertanyaan ini bukan mengetes dan bukan bercanda. Namun benar ingin bertanya.
Pertanyan itu sama saja maksudnya, kenapa sampai Allah menciptakan sesuatu yang buruk?
Maka pertanyaan itu sama juga dengan, kenapa Allah menciptakan setan?
Bukankah semau Allah, memerintah apa saja dan melarang apa saja? Tugas kita sebagai hamba-Nya adalah, sami’naa wa atho’naa, yaitu dengar dan taat.
Kalau mau dinyatakan sebagai orang beriman yang benar,
إِنَّمَا
كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ
لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara
mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh.” Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nuur: 51)Yang Harus Direnungkan
Allah Ta’ala berfirman,
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
“Allah tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.” (QS. Al-Anbiya’: 23)Tentang ayat tersebut, Ibnu Katsir rahimahullah berkata, Allah itu Al-Hakim yang tidak ada yang bisa menentang ketetapan Allah karena kebesaran dan keagungan Allah. Karena Allah menetapkan sesuatu dengan Maha Adil dan penuh kelembutan. Makhluk-Nya lah yang ditanya oleh Allah atas apa yang mereka amalkan kelak.
Surat Al-Anbiya’ ayat 23 menerangkan bahwa setiap muslim tidak mesti mengetahui hikmah dari apa yang dilakukan oleh Allah Ta’ala. Manusia hanya punya kewajiban untuk membenarkan dan beriman karena Allah yang lebih mengetahui mana yang terbaik untuk diri kita daripada diri kita sendiri. Allah tidak mungkin melarang dan menjauhkan kita dari sesuatu kecuali pasti mengandung mudarat (bahaya) bagi kita. Begitu pula Allah tidak mungkin memerintahkan dan mendekatkan kita pada sesuatu kecuali pasti ada kebaikan di dalamnya.
Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ
يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ
مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ
الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ
إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ
آَمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي
أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di
sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk
dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya
(Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’raf: 157)Namun terkadang, Allah melarang sesuatu dan menjelaskan hikmahnya pada kita.
Admin pribadi pernah mendengar cerita dari ceramah pengajian Ustadz Khalid Basalamah MA . Ada seseorang dari beberapa orang yang bukan umat muslim yang bertanya kepada para umat muslim " Kenapa daging babi diharamkan untuk dimakan dalam agama kalian ? Apakah karena di dalam daging babi terdapat beberapa penyakit berbahaya dan kotoran ? Kalau seumpamanya ada babi yang bersih karena telah dirawat oleh suatu instansi yang menjaga kesehatan pangan para babi apakah babi tersebut di bolehkan ? " . tentu ada salah satu dari umat muslim tersebut yang menjawab . Dia menjawab " Tentu saja tetap tidak boleh , karena bukan hanya karena penyakit dan kotoran yang ada di babi saja , tetapi ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa hewan yang kita makan bisa mentransfer sifatnya kepada kita." . Kemudian dia meminta kepada panitia untuk mengambil 3 ekor ayam dan 3 ekor babi yang masing-masing terdiri dari 2 jantan dan 1 betina . Setelah dibawa ke perkumpulan tersebut , terlihat diantara ke3 babi tersebut si babi jantan A(pasangan si betina A) meminta babi jantan B untuk menggauli si babi betina A (pasangan si jantan A) agar si jantan A bisa "terangsang" . Setelah selesai si B menggaulinya , si A kemudian menggauli pasangannya sendiri . Berbeda dengan cerita si ayam . Setelah di bawa ke perkumpulan tersebut , terlihat bahwa si ayam jantan C dan D sedang berebut untuk mendapatkan si betina E . setelah itu terlihat C yang memenangkan si betina E dan dia menjaga pasangannya sampai mati . Kemudian umat muslim yang menjawab tadi berkata "Itulah kenapa kami dilarang untuk memakan daging babi , Kami seperti ayam yang menjaga pasangan kami sampai mati , dan kalian seperti babi . "
Sumber dan referensi :
1. https://rumaysho.com
2. http://www.lampuislam.org
Semoga bermanfaat info yang admin bagikan hari ini . Aamiin :D
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon